Arimbi Nimpuno, Celebrity Chef dan Owner Arimbi Kitchen

Ads
Hobi suka makan dan memperhatikan orang lain saat memasak membuat Arimbi penasaran dengan dunia kuliner. "Dulu waktu kecil kalo diajak orangtua ke restoran, pasti saya penasaran sama makanan yang saya makan dibuat dari bahan apa saja. Jadi, sampai di rumah saya Iangsung coba buat sendiri," ujar wanita yang tumbuh dan besar di Austria. Saat ia kecil, informasi mengenai dunia kuliner seperti misalnya internet dan sekolah memasak masih sangat terbatas. Namun hal itu tidak membuat Arimbi patah semangat. "Dulu nggak ada yang namanya google, mau cari buku resep juga harus ke toko buku dan cari buku itu karena jarang. Dulu buku masak masih tulisan semua nggak terlalu banyak gambar kayak sekarang. Sekarang, tinggal searching di YouTube pun banyak. Anak-anak zaman sekarang beruntung sekali karena sarananya banyak, mau ke sekolah masak yang main-main ada, yang serius juga ada," ujar wanita lulusan sejarah seni rupa di Florida, Amerika. Saat rnenginjak umur 18 tahun, Arimbi mulai mengikuti workshop kuliner. Misalnya, workshop seputar Italian food, teknik memotong sayuran, dan workshop kuliner lain. "Saya menggeluti dunia kuliner memang dari nol, dengan perjalanan panjang," ucapnya. 

Arimbi Nimpuno, Celebrity Chef dan Owner ArimbiKitchen

Pengalaman Kuliner.
Pengalaman profesional Arimbi lebih banyak mengajarkan ibu-ibu dan anak-anak memasak. Dengan 4 orang putri, Arimbi, merasa tidak ingin meninggalkan keluarganya demi karier untuk menjadi chef di restoran yang harus ada di dapur 24 jam dalam sehari dan 7 hari dalam seminggu. Masakan yang diajarkan oleh Arimbi lebih condong ke arah masakan sehat. Dan, sejak 2007, Arimbi menjadi salah satu pengurus Yayasan Jantung Indonesia di bagian Fund Raising. Selama. pengalamannya menjadi pengurus Yayasan Jantung lndonesia, Arimbi melihat bahwa akar dari penyebab penyakit jantung bawaan pada anak-anak yang baru lahir adalah dari makanan yang tidak sehat yang dikonsumsi si ibu selama hamil dan bahkan sebelum hamil. Oleh karena itu, Arimbi sangat ingin mengajarkan memasak makanan sehat. “Di kelas saya selalu menyarankan bahwa makanan itu selain enak, juga harus sehat. Dan sehat itu bukan berarti membosankan, bukan seperti konotasi orang-orang bahwa makanan sehat pasti direbus, dikukus. Sebenarnya banyak cara, banyak teknik dan teknik-teknik ini yang saya ajarkan ke ibu-ibu," ujarnya.

Penulis dan Demo Masak.
Tahun 2010 merupakan awal Arimbi memulai karir di dunia kuliner. la mulai banyak menulis artikel-artikel tentang table manners dan makanan di beberapa majalah. Sebut saja majalah Marie Claire, Dewi, Clara, Prestige dan Tatler. Selain itu, Arimbi juga menjadi pendemo masak, talkshow, menjadi endorse di beberapa produk F&B, seperti Tuppenrvare T Chef, Ballarini, Lipton, Lea & Perrins, Tefal, Green Pan, Schott Schwiezel, Philips, Kitchen Aid, dan masih banyak lagi.

Di akhir 2011 bersama dengan rekan sesama chef Yuda Bustara dan Putri Miranti, Arimbi membuat suatu konsep penyajian makanan lain daripada yang lain. Melihat kemacetan kota Jakarta, membuat masyarakat enggan datang ke restoran. Mereka bertiga pun membuat Tree Food Concept, yaitu catering yang melayani private dinning dan acara suatu perusahaan. Jika seseorang ingin membuat acara tapi tidak mau memasak sendiri, mereka bisa menyewa Tree Food Concept. Private dining itu seperti membawa restoran ke rumah customer atau acara bisa diadakan di tempat usaha Arimbi yang berada di bilangan Jakarta Selatan. Tidak hanya mereka bertiga, ada beberapa pramusaji yang dibawa tergantung besar, kecilnya acara. “Jadi benar-benar kayak kita bawa restoran ke rumah konsumen," ujar Arimbi.

Arimbi dan Yuda bertugas untuk membuat menu dengan cita rasa asin dan makanan berat, sedangkan Putri bertugas untuk membuat makanan manis seperti dessert. Beberapa customer seperti operator seluier XL, Hermes dan Bika pernah menggunakan jasa Tree Food Concept ini. Menu yang dibuat tergantung permintaan customer. Seperti saat menangani acara XL, Arimbi membuat menu steak dengan tema jenaka. Steak untuk 300 orang itu dibuat-dalam bentuk lollipop dan macaroni and cheese tetapi kejunya dibuat seperti air mancur. Biasanya air mancurnya dibuat dari cokelat tapi kali ini Arimbi dan rekahnya membuat dari bahan keju yang dilelehkan.

Di tahun2012, Arimbi ikut berpartisipasi pada acara Jakarta Culinary Festival yang diselenggarakan oleh lsmaya.Group sebagai Chef pada acara Charity Dinner dan juga sebagai pemberi materi, tak heran jika ia pun dikenal sebagai celebrity chef. Menurut Arimbi, semua orang pasti akan beranggapan kalau celebrity chef merupakan suatu hal yang glamour, namun kenyataannya tidak seperti itu. “Konotasi orang dengan celebrity chef kayaknya wah seru nih, glamour atau apa segala macem. Kenyataannya tuh enggak. Kita kerja keras ya kerja keras. Misal, keesokan harinya kita ada acara besar di situ kita bias nggak tidur sampai jam 2 atau jam 3 pagi. Karena kita preparation untuk besoknya yang memang harus sempurna. Dalam arti besokannya bias Iangsung dibawa. Jadi kita kerja bener-bener sehari sebelumnya udah preparation,” tandasnya.

Salah satu acara demo masak yang masih terus dijalankan Arimbi adaiah Spice of Life. Bersama Sandra Djohan, tahun 2013 Arimbi menjalankan acara tersebut yang ditayangkan di Kompas TV, Garuda ln?ight Entertainment, Asian Food Channel. Selain itu, Arimbi juga sering diundang oleh Universitas Ciputra untuk mernberikan workshop kepada murid-murid yang sudah lulus dalam bidang foods and beverages.

Tantangan.
Bahan makanan menjadi tantangan tersendiri bagi Arimbi untuk mengolah makanan. “Kita itu negara agraris segala macam seharusnya tumbuh dengan leluasa dan banyak banget. Tapi kenyataan harga bahan pokok mahal. ltu yang menjadi challenge yang terbesar," ujar wanita berusia 48 tahun ini. Dengan bahan yang minim Arimbi harus tetap membuat makanan dengan hasil yang maksimal. Ke depan Arimbi memiliki obsesi untuk menyehatkan masyarakat dengan makanan. Menurutnya, makanan sehat itu tidak perlu mahal, walaupun pada kenyataannya bahan-bahan saat ini harganya melonjak. "Mungkin dengan mengajarkan masyarakat mengenai community garden, dengan membuat satu taman di satu area kompleks dan taman itu dipelihara oleh semua warga. Untuk tanam cabe, daun kemangi, wortel, tomat itu kan mudah tidak memerlukan Iahan yang Iuas, cukup di polybag saja sudah bisa. Saya pikir kayak begitu seharusnya dipelihara. Sebenarnya dan sudah terbukti tanah di Indonesia itu subur. Aku ingin sih ngajarin ibu-ibu kompleks sini cara menanam herb garden, misalnya daun basil, daun ketumbar,“ ujar Arimbi Nimpuno. 

Artikel Terkait